Sabtu, 11 April 2009

SEMUA DIAWALI OLEH KEINGINAN

KEINGINAN, itulah kata kunci dari semua aktifitas kita. Diawali dari bangun tidur kita dihadapkan oleh dua keinginan, meneruskan tidur atau bangkit dari tidur. Jika kita memilih tidur, kita kan dihadapkan oleh dua keinginan, tidur seperti sebelumnya atau tidur dengan mematikan lampu dan AC (jika punya).

Jika kita bangkit dari tidur, kita akan dihadapkan oleh keinginan, bermalas-malasan dulu atau langsung ke kamar mandi. Demikian seterusnya kita dihadapkan oleh berbagai pilihan dan pilihan itu dipilih sesuai dengan keinginan kita.

Semua manusia dikarunai akal dan pikiran serta hawa nafsu. dengan akal dan pikirannya manusia bertahan hidup dan dengan nafsunya manusia berkembang. disadari atau tidak ketiga unsur ini saling terkait dan kadang menimbulkan efek positif dan efek negative tergantung bagaimana manusia itu mengendalikan hawa nafsunya berdasarkan akal dan pikirannya.

Hawa nafsu ibarat pedang bermata dua, disatu sisi bisa membawa kebahagiaan dan disatu sisi bisa membawa kehancuran. Saya tidak mau mengkuliahi, jika kita bisa mengendalikan nafsu dengan akal dan pikiran kita maka kita bisa mencapai kebahagian yang kita inginkan tapi jika nafsu mengendalikan akal dan pikiran kita maka kita akan mendekati kehancuran. Lihat disekeliling, banyak hal yang bisa dijadikan contoh. Saya pikir acara “buser” atau ‘sergap” di media televisi menjadi acuan dimana nafsu mengendalikan akal dan pikiran.

Adanya keinginan akan mendorong adanya suatu tindakan untuk mencapai yang diinginkan. Tinggal kita sendiri yang bisa mengatur apakah keinginan tersebut tidak terbungkus oleh hawa nafsu negatif yang bisa mendorong perilaku negatif atau sebaliknya. Seorang karyawan tentulah ingin hidup lebih sejahtera, lebih makmur dan bebas secara financial (Silahkan baca buku RICH Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki). Keinginannya itu akan memberikan pilihan apakah tetap bekerja seperti biasa dan rajin agar dapat promosi, apakah bekerja biasa dan melihat kesempatan untuk melakukan tindakan ambil untung dari posisi yang ada, apakah bekerja biasa dan berfikir mencari alternative penghasilan tambahan.

Dari ketiga pilihan itu akan mendorong adanya tindakan yang berbeda untuk memenuhi keinginannya. Pilihan pertama mungkin akan memberikan tindakan melakukan pekerjaan yang lebih rajin, proaktif, selalu berusaha untuk tampil baik didepan boss. Pilihan kedua mungkin akan memberikan tindakan berusaha mencari peluang sebanyak-banyaknnya untuk melakukan mark up suatu proyek jika yang bersangkutan ditunjuk sebagai pimpinan proyek. Pilihan ketiga mungkin akan melakukan tindakan ikut seminar bisnis, membaca buku-buku bisnis, ikutan mailing list bisnis (seperti saya) untuk melihat peluang bisnis yang bisa dilakukan selama masih menjadi karyawan.

Pengalaman saya mengenai keinginan mungkin bisa menjadi cerita yang menarik. Tahun 2000 akhir merupakan awal kehidupan saya. Lulus dari sebuah universitas negeri di palembang dengan gelar Sarjana Teknik kemudian mencoba mengadu nasib di Jakarta . Sama seperti fresh graduate biasa, keluar masuk kantor di bilangan Sudirman atau buka-buka iklan lowongan kerja di harian KOMPAS setiap hari sabtu dan Minggu.

Buka-buka iklan di internet atau ikut layanan karir.com atau JobDb.com juga saya lakukan sambil sesekali lihat situs-situs perusahan Indonesia ternama. Tinggal klik di search engine, cari nama perusahaan yang diinginkan. Menghubungi kakak kelas sambil mengharap akan ada lowongan ditempatnya bekerja dan merevisi isi CV (curriculum vitae) agar lebih menarik juga saya lakukan agar bisa keluar dari kondisi sebagai penggangguran intelektual.

Nasib membawa saya menjadi karyawan sebuah perusahaan multinasional, setelah empat kali ditolak oleh perusahaan lain. Suatu kebahagiaan karena masa itu gaji awal saya adalah sebesar sepuluh kali biaya bulanan kuliah saya. Dan itu saya dapatkan setelah hampir lima bulan menjadi pengangguran intelektual.

Empat tahun kemudian setelah menikah, saya mempunyai keinginan untuk memiliki usaha sendiri yang dapat memberikan tambahan pendapatan untuk keluarga saya. keinginan itu saya laksanakan dengan penuh semangat dan tahan malu. Menjajakan pakaian anak-anak dari pintu-pintu, bertemu dengan rekan-rekan baru dan selalu belajar dari masalah yang ada. Alhamdulillah, keinginan saya untuk memiliki toko yang besar dan bagus terlaksana setelah putri pertama saya lahir. Mengambil nama putri saya- NADINE, (baca mengenai : Pengalaman Mendirikan Mini Market) toko tersebut saat ini mulai dikenal dan kedepan saya percaya akan menjadi lebih besar dari saat ini.

Bermula dari keinginan memiliki mobil pribadi dimana saat itu saya merasa kasihan dengan putri saya yang baru berusia sebulan yang harus berpanas-panasan jika akan ke dokter. Di sisi lain disaat yang sama di rekening saya hanya berisi satu setengah juta rupiah. Berbekal sikap percaya jika keinginan yang positif akan memberikan hasil yang positif, saya memberanikan diri menghubungi rekan saya yang hendak menjual mobilnya. Saya utarakan niat membeli mobilnya dengan kondisi keuangan yang ada.

Awalnya rekan saya keberatan karena beliau ingin menjualnya secara cash. Namun saya jelaskan bahwa saya akan meminjam uang di bank dengan catatan rekan saya bisa meminjamkan dulu BPKB untuk jaminan. Saya jelaskan mekaninsme pembayarannya, akhirnya teman saya setuju untuk meminjamkan BKPB mobil yang akan dijual.

Setelah mendapat persetujuan, kemudian saya mengajukan kredit multi guna di sebuah bank pemerintah dengan jaminan BPKB mobil tersebut. Seminggu kemudian saya sudah memiliki mobil yang saya inginkan hanya dengan membayar uang muka satu setengah juta dan dengan mencicil ke bank selama tiga tahun. Dan saya beruntung, dengan adanya mobil, mempermudah operasional saya sehingga usaha yang saya rintis perlahan semakin berkembang dan saya bisa mencicil mobil tersebut dari hasil usaha saya. Saya bahagia karena keinginan saya tercapai dan saya dapatkan dengan usaha sungguh-sungguh.

KEINGINAN itulah awal semuanya.. So Jika karyawan sudah memiliki keinginan untuk mendapatkan penghasilan tambahan ataupun sudah berkeinginan untuk jadi pengusaha, SELAMAT ! Tinggal tingkatkan semangat untuk jalankan apa-apa yang mesti dilakukan untuk memenuhi keinginan tersebut. Keinginan yang baik akan memberikan efek positif kepada diri pribadi sehingga menciptakan cara-cara yang positif.

TETAP SEMANGAT !!!

Oleh: Shauman Shaladin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar