Sabtu, 11 April 2009

PENGALAMAN MENDIRIKAN MINIMARKET

Saya cuma ingin membagi pengalaman saya mendirikan mini market. Meskipun masih beberapa bulan berjalan dan belum ketahuan untungnya. Namun langkah -langkah mendirikan mini market memberikan banyak pengalaman untuk saya dan semoga perlahan dapat menambah lapangan kerja bagi orang lain.

Berawal di bulan Juli, saya dan isteri yang sedang berjalan melihat-lihat sekitar toko peralatan rumah tangga kami, kebetulan saat itu kami memerlukan beberapa kebutuhan bahan pokok dan toiletries, selang beberapa lama kami berjalan, tak satupun kami jumpai toko yang cukup representative yang menjual kebutuhan yang kami perlukan.

Umumnya hanya toko biasa yang menjual keperluan terbatas dengan penataan yang terbatas selain beberapa bengkel motor dan warung makan.Dari kesulitan kami yang ada, kami melihat ada peluang bagus untuk mendirikan sebuah toko layaknya minimarket di wilayah tersebut.

Untuk menambah keyakinan, iseng-iseng ngobrol dengan para pelanggan toko, penduduk sekitar maupun pemilik warung makan dan bengkel, mengenai kenapa ngga ada toko layaknya sebuah minimarket disekitar mereka, menanyakan respon gimana jika ada mini market disini.

Dari jawaban yang didapat saya bisa tarik kesimpulan awal jika mereka sebenarnya menginginkan adanya toko yang representative yang memudahkan mereka berbelanja kebutuhan sehari-hari tanpa harus pergi ke pasar yang tentu memerlukan biaya angkot maupun bensin.

Asumsi dasar tersebut memantabkan saya untuk mencoba membuka usaha toko layaknya minimarket di lokasi tersebut. Berhubung saya sangat awam mengenai bisnis ini, langkah awal untuk mendirikannya adalah mencari informasi awal tentang apa itu mini market. Hal-hal apa yang harus dipenuhi, bagaimana cara menjalankannya, peralatannya.

Beruntung saya mendapatkan buku yang bagus karangan Hadi Hartono, SE, "Sukses Mengelola bisnis mini market" di Gramedia. Buku tipis namun memberi banyak informasi yang relevan dengan kebutuhan. Dari buku tersebut, saya mendapat gambaran hal-hal apa yang diperlukan untuk mendirikan toko tersebut. Saya buat list kebutuhan awal dan di kolom kanan saya cantumkan keterangan dimana saya mesti cari infonya.

Mengingat saya berada diluar jawa, kebutuhan akan peralatan tentulah dicari disekitar kita minimal di ibu kota propinsi. Beruntung saya memiliki yellow pages. Ambil daftar perusahaan yang menjual untuk perangkat utama seperti lemari, rak, etalase de el el. Lalu hunting satu per satu sambil cari-cari apakah ada yang menjual barang tersebut secara second.

Software Point of Sales saya dapatkan setelah browsing di internet. Saya coba beli satu license yang resmi agar mendapatkan buku panduan dan layanan purna jual yang baik termasuk info-info contact perusahaan supplier yang bisa menyediakan barang.

Di bulan Agustus, informasi perangkat dasar sudah saya dapatkan termasuk total biaya yang dikeluarkan untuk pembeliaannya. Namun ada hal lain yang ternyata perlu dipertimbangkan, lokasi dan desain.

Mengingat biasa sewa ruko yang cukup mahal belum termasuk interiornya. Saya putuskan menyulap toko alat rumah tangga menjadi mini market sementara peralatan rumah tangga saya tempatkan dilantai 2. Untuk gudang dengan senang hati saya korban satu kamar di rumah saya. Kalo dilihat konsepnya menjadi perpaduan mini market dan peralatan rumah tangga. Lumayan nambah2 item produk.

Mengenai desain interior, beruntung ada majalah info franchise yang bisa memberikan sedikit gambaran mini market sekelas alfamart dan Indomaret serta circle K. walaupun tidak menyontek habis namun memberikan inspirasi mengenai permainan warna dan penerangan termasuk desain ruangan. Biar tampak beda, warna ruangan di dominasi oleh warna kuning sementara bagian luar toko di dominasi warna orange.

Cukup membedakan karena di kanan kiri ruko lain lebih di dominasi warna hijau dan krem. Mendapatkan Modal Setelah saya kalkulasi untuk perangkat,dasar ternyata modal yang diperlukan cukup besar. Hampir 35 juta. Yaitu untuk AC, computer Point of sales, Pintu alumunium, etalase, kamera CCTV, rak snack, renovasi ruko. showchase.

Untungnya saya masih punya rak kayu dari usaha alat rumah tangga. Karena di kantong Cuma ada 10 juta , mau tak mau mesti putar otak.Untuk AC 1 pk saya ambil dari perusahaan kredit selama 1.5 tahun sehingga saya Cuma bayar kurang lebih 400 rb per bulan, untuk pintu alumunium dan etalase seharga 12 juta saya negosiasikan dengan pemiliknya untuk dibayar secara mencicil 6 bulan dengan tambahan para karyawan dan pemilik toko tersebut didaftarkan sebagai member dan mendapatkan harga khusus.

Kebetulan pemilik toko tersebut sudah kenal baik karena saya sering memesan etalase dari mereka. Kamera CCTV dan rak snack saya beli dengan kartu kredit. Tambahan modal saya dapatkan dengan mengagunkan 2 Bpkb motor ke leasing sebesar 13 juta dan digunakan untuk membeli computer point of sales dan renovasi. Sisa dana yang ada menjadi tambahan modal untuk barang jualan.

Modal untuk barang

Sebagian modal barang jualan saya dapatkan dengan menawarkan proposal ke teman-teman yang berniat invest ke minimarket saya. Caranya satu investor hanya boleh untuk investasi satu klasifikasi produk seperti soft drink, toiletries, makanan dll. Saya buatkan kode khusus klasifikasi di Software Point of Sales agar traffic dari barang yang diinvestasikan bisa dimonitor termasuk stock akhir dan jumlah yang terjual.

Pembagian persentase keuntungan berdasarkan barang yang laku. Rencananya uang hasil penjualan juga akan dipisahkan berdasarkan klasifikasi tersebut dan dilaporkan ke investor setiap bulan. Dari cara ini saya mendapatkan suntikan modal dari 3 orang teman saya. Cukup kompleks tapi berhubung modal pas-pasan. Resiko ini saya ambil dulu.

Berburu barang dagangan

Ternyata mendapatkan barang yang bagus dengan harga kompetitif merupakan hal yang tidak mudah. Beruntung saya sudah punya supplier alat rumah tangga yang dengan senang hati memberi info dimana tempat yang bagus mencari barang yang dijual. Jawabannya sederhana, kalo mo cari barang untuk minimarket, cari aja di daerah pergudangan. Disana banyak distributor resmi. Bisa tanya-tanya tentang barang dan cara pembeliannya.

Daerah pergudangan dimaksud ternyata luas dan saya mendatangi gudang distributor satu persatu, berbicara dengan para sales termasuk minta list produk mereka untuk dipilah-pilah. Cara yang sering saya gunakan, saya katakan ke satpam bahwa saya ingin membuka minimarket dan ingin bertemu dengna contact person-nya. Mereka (para satpam) akan senang hati mengenalkan kita ke para salesnya. Dan umumnya mereka dengan senang hati menginformasikan dimana letak distributor produk tertentu.

Saya jalankan proses ini satu minggu dan malamnya hari dilanjutkan dengan membuat list apa saja yang akan kita beli untuk tahap awal. Ada kelemahan di pembelian di pergudangan adalah tidak bisa mencampur varian produk. Kendala ini saya siasati dengan membeli di grosir besar. Biar terlihat bervariasi dan lebih banyak setiap varian produk cukup 3 item saja. Alasan karena saya belum tau mana saja yang diminati oleh calon konsumen.

Hal yang baik jika membeli di kompleks pergudangan, jika kita dinilai bagus dari pembayaran dan selalu membayar cash selama beberapa waktu, mereka akan menawarkan kemudahan pembayaran hingga jatuh tempo dua minggu bahkan lebih.

Strategi pemasaran

Sejak awal saya melihat sulit mendapatkan pelanggan yang loyal di category retail. Untuk menyikapinya, software point of sales yang saya beli sudah dilengkapi dengan system keanggotaan sehingga saya sedikit mengadopsi konsep membership. Dimana saya lebih meningkatkan pelayanan untuk member dengan harapan dapat menemukan atau mendapatkan pelanggan yang loyal.

Agar lebih menarik konsumen menjadi member, saya coba menggunakan harga khusus member dan umum. Saya membuat list rencana promosi setiap bulannya dan hanya dibagikan kepada member. Selain itu agar lebih mengenalkan, saya memanfaatkan radio local untuk iklan. Strategi yang saya rencanakan ini akan saya uji cobakan hingga beberapa bulan. Jika ternyata didapati masih perlu perbaikan, informasi dari majalah swa, Mix dan marketing akan menjadi referensi yang bagus.

Persiapan pembukaan

Pesiapan pembukaan yang cukup menyita waktu adalah input stock awal ke computer. Setiap produk yang kita beli harus di pilah dan diklasifikasikan kemudian di scan dan didata berdasarkan barcode. Kadang ada produk yang tidak menggunakan barcode sehingga kita coba buat kode sendiri (kebanyak peralatan rumah tangga produk china , bahan kue dan roti local).

Agar lebih menyakinkan semua produk yang telah dimasukan kemudian ditata di rak dan dihitung ulang. Process ini memerlukan perhatian lebih dan ketelitian karena jika lupa bisa salah menempatkan harga dan stok awalnya. Dari hampir seribu item yang ada, diperlukan waktu dua minggu untuk pendataan. Cukup melelahkan namun puas jika sudah diselesaikan.

Pembukaan

Setelah menutup toko hampir beberapa lama, akhirnya persiapan awal selesai. Saya meresmikan toko berkonsep minimarket di hari Minggu, 23 september 2007. Agar lebih cepat dikenal dan tidak menghilangkan kesan toko rumah tangga, saya gunakan nama "NADINE MART". Mohon doa restu semoga toko yang baru ini bisa terus menghidupi dan menjadi sumber penghasilan orang lain.

Oleh : Shauman Shaladin

SEMUA DIAWALI OLEH KEINGINAN

KEINGINAN, itulah kata kunci dari semua aktifitas kita. Diawali dari bangun tidur kita dihadapkan oleh dua keinginan, meneruskan tidur atau bangkit dari tidur. Jika kita memilih tidur, kita kan dihadapkan oleh dua keinginan, tidur seperti sebelumnya atau tidur dengan mematikan lampu dan AC (jika punya).

Jika kita bangkit dari tidur, kita akan dihadapkan oleh keinginan, bermalas-malasan dulu atau langsung ke kamar mandi. Demikian seterusnya kita dihadapkan oleh berbagai pilihan dan pilihan itu dipilih sesuai dengan keinginan kita.

Semua manusia dikarunai akal dan pikiran serta hawa nafsu. dengan akal dan pikirannya manusia bertahan hidup dan dengan nafsunya manusia berkembang. disadari atau tidak ketiga unsur ini saling terkait dan kadang menimbulkan efek positif dan efek negative tergantung bagaimana manusia itu mengendalikan hawa nafsunya berdasarkan akal dan pikirannya.

Hawa nafsu ibarat pedang bermata dua, disatu sisi bisa membawa kebahagiaan dan disatu sisi bisa membawa kehancuran. Saya tidak mau mengkuliahi, jika kita bisa mengendalikan nafsu dengan akal dan pikiran kita maka kita bisa mencapai kebahagian yang kita inginkan tapi jika nafsu mengendalikan akal dan pikiran kita maka kita akan mendekati kehancuran. Lihat disekeliling, banyak hal yang bisa dijadikan contoh. Saya pikir acara “buser” atau ‘sergap” di media televisi menjadi acuan dimana nafsu mengendalikan akal dan pikiran.

Adanya keinginan akan mendorong adanya suatu tindakan untuk mencapai yang diinginkan. Tinggal kita sendiri yang bisa mengatur apakah keinginan tersebut tidak terbungkus oleh hawa nafsu negatif yang bisa mendorong perilaku negatif atau sebaliknya. Seorang karyawan tentulah ingin hidup lebih sejahtera, lebih makmur dan bebas secara financial (Silahkan baca buku RICH Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki). Keinginannya itu akan memberikan pilihan apakah tetap bekerja seperti biasa dan rajin agar dapat promosi, apakah bekerja biasa dan melihat kesempatan untuk melakukan tindakan ambil untung dari posisi yang ada, apakah bekerja biasa dan berfikir mencari alternative penghasilan tambahan.

Dari ketiga pilihan itu akan mendorong adanya tindakan yang berbeda untuk memenuhi keinginannya. Pilihan pertama mungkin akan memberikan tindakan melakukan pekerjaan yang lebih rajin, proaktif, selalu berusaha untuk tampil baik didepan boss. Pilihan kedua mungkin akan memberikan tindakan berusaha mencari peluang sebanyak-banyaknnya untuk melakukan mark up suatu proyek jika yang bersangkutan ditunjuk sebagai pimpinan proyek. Pilihan ketiga mungkin akan melakukan tindakan ikut seminar bisnis, membaca buku-buku bisnis, ikutan mailing list bisnis (seperti saya) untuk melihat peluang bisnis yang bisa dilakukan selama masih menjadi karyawan.

Pengalaman saya mengenai keinginan mungkin bisa menjadi cerita yang menarik. Tahun 2000 akhir merupakan awal kehidupan saya. Lulus dari sebuah universitas negeri di palembang dengan gelar Sarjana Teknik kemudian mencoba mengadu nasib di Jakarta . Sama seperti fresh graduate biasa, keluar masuk kantor di bilangan Sudirman atau buka-buka iklan lowongan kerja di harian KOMPAS setiap hari sabtu dan Minggu.

Buka-buka iklan di internet atau ikut layanan karir.com atau JobDb.com juga saya lakukan sambil sesekali lihat situs-situs perusahan Indonesia ternama. Tinggal klik di search engine, cari nama perusahaan yang diinginkan. Menghubungi kakak kelas sambil mengharap akan ada lowongan ditempatnya bekerja dan merevisi isi CV (curriculum vitae) agar lebih menarik juga saya lakukan agar bisa keluar dari kondisi sebagai penggangguran intelektual.

Nasib membawa saya menjadi karyawan sebuah perusahaan multinasional, setelah empat kali ditolak oleh perusahaan lain. Suatu kebahagiaan karena masa itu gaji awal saya adalah sebesar sepuluh kali biaya bulanan kuliah saya. Dan itu saya dapatkan setelah hampir lima bulan menjadi pengangguran intelektual.

Empat tahun kemudian setelah menikah, saya mempunyai keinginan untuk memiliki usaha sendiri yang dapat memberikan tambahan pendapatan untuk keluarga saya. keinginan itu saya laksanakan dengan penuh semangat dan tahan malu. Menjajakan pakaian anak-anak dari pintu-pintu, bertemu dengan rekan-rekan baru dan selalu belajar dari masalah yang ada. Alhamdulillah, keinginan saya untuk memiliki toko yang besar dan bagus terlaksana setelah putri pertama saya lahir. Mengambil nama putri saya- NADINE, (baca mengenai : Pengalaman Mendirikan Mini Market) toko tersebut saat ini mulai dikenal dan kedepan saya percaya akan menjadi lebih besar dari saat ini.

Bermula dari keinginan memiliki mobil pribadi dimana saat itu saya merasa kasihan dengan putri saya yang baru berusia sebulan yang harus berpanas-panasan jika akan ke dokter. Di sisi lain disaat yang sama di rekening saya hanya berisi satu setengah juta rupiah. Berbekal sikap percaya jika keinginan yang positif akan memberikan hasil yang positif, saya memberanikan diri menghubungi rekan saya yang hendak menjual mobilnya. Saya utarakan niat membeli mobilnya dengan kondisi keuangan yang ada.

Awalnya rekan saya keberatan karena beliau ingin menjualnya secara cash. Namun saya jelaskan bahwa saya akan meminjam uang di bank dengan catatan rekan saya bisa meminjamkan dulu BPKB untuk jaminan. Saya jelaskan mekaninsme pembayarannya, akhirnya teman saya setuju untuk meminjamkan BKPB mobil yang akan dijual.

Setelah mendapat persetujuan, kemudian saya mengajukan kredit multi guna di sebuah bank pemerintah dengan jaminan BPKB mobil tersebut. Seminggu kemudian saya sudah memiliki mobil yang saya inginkan hanya dengan membayar uang muka satu setengah juta dan dengan mencicil ke bank selama tiga tahun. Dan saya beruntung, dengan adanya mobil, mempermudah operasional saya sehingga usaha yang saya rintis perlahan semakin berkembang dan saya bisa mencicil mobil tersebut dari hasil usaha saya. Saya bahagia karena keinginan saya tercapai dan saya dapatkan dengan usaha sungguh-sungguh.

KEINGINAN itulah awal semuanya.. So Jika karyawan sudah memiliki keinginan untuk mendapatkan penghasilan tambahan ataupun sudah berkeinginan untuk jadi pengusaha, SELAMAT ! Tinggal tingkatkan semangat untuk jalankan apa-apa yang mesti dilakukan untuk memenuhi keinginan tersebut. Keinginan yang baik akan memberikan efek positif kepada diri pribadi sehingga menciptakan cara-cara yang positif.

TETAP SEMANGAT !!!

Oleh: Shauman Shaladin